BANDARLAMPUNG, Beritaindonesianet-
Ketua KONI Lampung, Prof. Dr. Ir. M Yusuf Sulfarano Barusman MBA, mengisyaratkan bahwa seluruh atlet yang sudah dinyatakan lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020, adalah mutlak menjadi tanggungjawab KONI Lampung.
Maka dari itu para pengurus Cabang olahraga yang atletnya lolos ke PON juga memahami hal ini, karena kelak akan terjadi intervensi KONI terhadap atlet tersebut untuk peningkatan prestasinya di PON.
“Di sini para pengurus cabor dan pelatih harus sama-sama memahami agar tidak salah faham. Bahwa semua atlet yang lolos PON adalah milik Lampung, dan KONI bertanggungjawab untuk meningkatkan prestasinya. Maka kemungkinan akan terjadi intervensi untuk program latihannya demi peningkatan kemampuan si atlet. Goal nya adalah pencapaian medali emas di PON,” kata Yusuf Barusman saat menerima tim Satgas KONI Lampung yang dipimpin DR Frans Nurseto, di ruang rapat Universitas Bandarlampung Kedaton Bandarlampung, Selasa (12/11).
Yusuf menekankan bahwa fokus semua pengurus KONI Lampung bersama cabang olahraga adalah PON Papua 2020. “Saya minta semua fokus dan bersatu untuk ke Papua dengan cita-cita bersama, yakni 10 besar PON 2020. Satukan pandangan kita, jangan bercabang. Mari kita berfikir keras untuk mewujudkan program kerja menjadi nyata,” ungkapnya.
Sampai saat ini sudah 18 cabang Olahraga yang lolos ke PON 2020 Papua, sehingga semua pihak harus mulai konsenterasi dari sekarang. “Yang bisa dilakukan, lakukan saja. Bidang Binpres dan Sport Science jangan ragu untuk bisa menunjang prestasi agar lebih baik. Hasil di Porwil sudah cukup baik menurut saya. Semua pihak sejauh ini merespon baik hasilnya. Meski peringkat tidak naik dan tidak turun, tetapi bukti medali bisa lebih baik dari sebelumnya. Ini kan peningkatan yang nyata. Ini bisa dipertajam di PON mendatang,” tegas Yusuf.
Untuk itu Yusuf memberikan kesempatan untuk latihan ke luar negeri bagi atlet yang memang mengharuskan untuk berlatih ke luar negeri. “Silahkan kalau memang itu perlu. Latihan di negara tempat salah cabang olahraga itu. Misalnya Karate di Jepang dan sebagainya,” tambahnya. (mba)